-->

Ads 720 x 90

Fiksioner Free Blogger Theme Download

Mengelola Emosi di Masa Pandemi

 



Bsimillahirrahmaanirrahiim...
Karena ada beberapa teman yang request untuk dibuatkan tulisan yang berkaitan dengan corona, Insya Allah kali ini akan membahas mengenai " Mengelola Emosi di Masa Pandemi". 
Sahabat mbu uneng yang baik hati, sebagaimana kita ketahui bersama bahwa Covid-19 ini telah memberikan dampak yang luar biasa pada setiap sisi kehidupan di dunia, salah satunya negara kita Indonesia. 
Mulai dari faktor kesehatan, ekonomi, pendidikan, sosial bahkan budaya sekalipun sangat terasa sekali perbedaannya setelah pandemi ini melanda kita semua. 
Menurut beberapa ahli COVID-19 (coronavirus disease 2019) adalah jenis penyakit baru yang disebabkan oleh virus dari golongan coronavirus, yaitu SARS-CoV-2 yang juga sering disebut virus Corona.
COVID-19 disebabkan oleh SARS-CoV-2, yaitu virus jenis baru dari coronavirus (kelompok virus yang menginfeksi sistem pernapasan). Infeksi virus Corona bisa menyebabkan infeksi pernapasan ringan sampai sedang, seperti flu, atau infeksi sistem pernapasan dan paru-paru, seperti pneumonia. COVID-19 awalnya ditularkan dari hewan ke manusia. Setelah itu, diketahui bahwa infeksi ini juga bisa menular dari manusia ke manusia. Penularannya bisa melalui cara-cara berikut:
1. Tidak sengaja menghirup percikan ludah (droplet) yang keluar saat penderita COVID-19 bersin atau batuk
2. Memegang mulut, hidung, atau mata tanpa mencuci tangan terlebih dulu, setelah menyentuh benda yang terkena droplet penderita COVID-19
3. Kontak jarak dekat (kurang dari 2 meter) dengan penderita COVID-19 tanpa mengenakan masker
4. CDC dan WHO menyatakan COVID-19 juga bisa menular melalui aerosol (partikel zat di udara). Meski demikian, cara penularan ini hanya terjadi dalam prosedur medis tertentu, seperti bronkoskopi, intubasi endotrakeal, hisap lendir, dan pemberian obat hirup melalui nebulizer. (aladokter, 2020). 
Sebagaimana kita ketahui bersama, covid-19 memberikan dampak yang sangat luar biasa pada tatanan kehidupan, apalagi kita sebagi orang tua yang mempunyai peranan dalam mengurus rumah tangga, jelas terasa sekali. 
Mulai dari proses pembelajaran anak sebagian besar dilakukan secara daring di rumah, jelas harus mendapatkan perhatian yang lebih dari kita sebagai orang tua. Mengelola keuangan harus lebih di prioritaskan pada hal yang lebih urgent. Bagi keluarga yang mempunyai sumber keuangan stabil setiap bulan mungkin lebih tenang, hanya saja mereka perlu ekstra dalam hal mengelola post-post yang dikeluarkan. Berbeda dengan keluarga yang hanya mendapatkan sumber keuangan secara serabutan, mereka harus lebih mengirit dan mencari penghasilan lain secara ekstra. Karena sebagian besar proses produksi dan konsumsi masyarakat berkurang pada beberapa sektor, seperti banyak pedagang keliling mengeluh karena hampir kehilangan pekerjaannya disebabkan masyarakat lebih berhati-hati dan terkadang merasa takut untuk membeli. Adapula keluarga yang kehilangan sumber keuangannya karena sang ayah sebagai tulang punggung keluarga terimbas PHK dari perusahaannya. Masih banyak lagi keluarga lain yang mungkin berada pada kondisi yang sangat terpuruk akibat covid-19 ini. 
Nah mengenai beberapa dampak yang diutarakan tentunya kita sebagai ibu merasa perlu untuk belajar mengelola emosi di masa pandemi ini, karena kalau kita sebagai orang tua tidak pandai dalam hal ini, akan terjadi banyak sekali dampak yang ditimbulkan. Seperti yang kita lihat dan dengar pada berita-berita, seorang ibu tega memukuli anaknya yang tidak paham ketika mengerjakan PR, ada seorang istri yang bunuh diri karena stress tidak mendapatkan uang dari suami, bahkan seorang suami yang tega membunuh istrinya karena bertengkar dengan istri akibat meminta uang. Naudzubillah, semoga hal-hal serupa tidak terjadi pada kita. Aamiin. 
Ada beberapa tips yang mungkin dapat membantu orang tua khususnya seorang ibu agar dapat mengelola emosi dalam dirinya sehingga memunculkan energi positif bagi seluruh anggota keluarga. Karena menurut mbu uneng ibu adalah cahaya keluarga, jika seorang ibu terganggu jiwanya maka reduplah cahaya dalam keluarga, namun jika seorang ibu merasa bahagia maka akan bersinarlah cahaya dalam keluarga tersebut sehingga mampu memberikan sinar bagi keluarga lain. Aamiin
1. Berdo'a kepada sang pemilik hidup Allah SWT.
Berdo'a agar dijauhkan dari segala macam penyakit, diberikan rizki yang halalan toyiban. Berdo'a adalah senjata orang muslim, berdo'alah meminta kepada Allah segala yang baik-baik untuk kita, keluarga kita dan negeri ini. Melalui berdo'a insya Allah akan tersalurkan energi positif dalam diri, berdo'a berarti ada proses merendahkan ego dalam diri dan hanya berharap pada sang illahi rabbi. Seringlah berdo'a dan perbanyaklah berdo'a meskipun kita tidak tau kapan do'a kita dikabul, tanamkan dalam diri bahwa Allah selalu menginginkan yang terbaik untuk hambanya. Selalu tepat. Insya Allah.

2. Selalu awali dengan niat bismillah dan lillah.
Setiap aktivitas yang dilakukan apalagi dimasa pandemi ini awali segala sesuatunya dengan bismillah dan lillah, agar setiap yang dilakukan menjadi ladang pahala dan amal ibadah. Terkadang jika kita merasa lelah dengan segala aktivitas misalnya anak yang rewel, susah diatur, bersih-bersih rumah tapi tidak lama kemudian seperti kapal pecah. Apalagi pada kondisi pandemi, ayah yang kerjanya WFH, anak yang belajarnya daring di rumah dan kita yang harus tetap menjadi strong women dengan kondisi intensitas aktivitas lebih banyak di rumah. Untuk mengantisipasi kondisi emosi yang meninggi, marah-marah yang tidak jelas, maka kembalikan semuanya kepada niat awal lillah, semua karena Allah. Disamping agar tidak terjadi kesalahan pada pelampiasan amarah yang membuat efek negatif. Mengawali niat dengan lillah mengharapkan setiap yang dilakukan tidak semata hanya berlalu begitu saja, tetapi berharap akan ridho dan pahala dari Allah SWT. Mulianya seorang istri tidak harus jauh-jauh mencari jalan ke syurga, rumah sendiri bisa mengantarkan ke syurga, jika mampu menghadirkan syurga di dunia. Aamiin

3. Meminta bantuan kepada suami atau anggota keluarga lain.
Jika dirasa diri sudah lelah dan butuh istrirahat, tidak ada salahnya istri meminta bantuan kepada suami untuk hal-hal yang sekiranya suami mampu dan bisa. Pada point ini tentunya harus melihat situasi dan kondisi suami, apakah sedang sibuk dengan pekerjaannya atau tidak. Suami yang bersedia membantu istri untuk meringankan pekerjaan rumahnya menurut mbu uneng adalah suami yang luar biasa, bukan berarti susis (suami sieun istri) tapi (suami sayang istri). Hal ini pun dicontohkan oleh baginda Rosululloh Saw. Karena pada dasarnya menurut ajaran agama islam pekerjaan rumah tangga adalah tugas suami, tetapi sang istri bisa mendapatkan pahala dan ridho suami dari pekerjaan rumah tangga yang dilakukannya. Aamiin. Bukankah mencari nafkah juga tugas suami, tapi banyak ibu diluar sana yang bersedia membantu mencari nafkah untuk keluarganya. Jadi jangan selalu mengaitkan suami yang bersedia membantu istrinya maka hilanglah kewibaannya. Tidak seperti itu. Saling membantu antar anggota keluarga akan mampu menghadirkan energi positif, rasa memiliki dan rasa empati. Berlaku juga bagi adik kepada kakak, begitupun sebaliknya. Akan lebih terasa sekali pada kondisi pandemi dimana waktu lebih banyak dihabiskan bersama keluarga, maka hadirkan rasa nyaman dan aman d rumah agar tercipta suasana yang menyenangkan dan membahagiakan.

4. Me Time.
Ibu juga manusia, ia butuh waktu untuk istirahat dan menjaga "warasnya". Luangkan waktu untuk melakukan meditasi diri. Baik itu dengan membaca, menonton, menulis, tidur siang, shoping, yoga, olahraga, makan di luar bahkan sekarang dimasa pandemi ini banyak yang mengisi me time dengan berkebun dan menanam tanaman hias. Menurut mbu uneng seorang ibu harus mempunyai me time untuk mencarger energi positif setelah melakukan berbagai aktivitas mengurus rumah tangga. Tidak perlu berlama-lama cukup sekitar 1-2 jam. Berikan waktu untuk ibu mengekspresikan dan merawat dirinya sendiri, karena jiwa dan raga ibu mempunyai haknya untuk mendapatkan me time. 
Untuk point ini seorang ibu harus pintar-pintar dalam membagi waktu untuk seluruh anggota keluarganya dan dirinya sendiri. 

5. Jaga kesehatan, jaga diri, jaga hati dan jaga keluarga.
Dimasa pandemi seorang ibu harus mampu mengelola emosi, dengan kondisi bumi yang sedang tidak karuan ini. Jantungnya keluarga adalah ibu, ibu harus pandai-pandai menjaga kesehatan seluruh anggota keluarga dengan menyediakan asupan makanan yang sehat dan vitamin. Menjaga diri dan keluarga dari resiko terpapar covid-19 dengan mematuhi protokol kesehatan. Menjaga hati agar tetap selalu berfikir dan berprasangka positif. Berawal dari hati segala perkataan, perbuatan dan kebiasaan. Jika hatinya bersih, semoga setiap yang dilakukan adalah hal yang baik pula. Aamiin

Semoga setiap ibu mampu mengelola emosi di masa pandemi dengan cara yang tepat, positif, cerdas dan ikhlas. Agar pandemi dapat terlewati dengan tidak menyisakan luka tapi mampu memberikan pembelajaran bagi setiap jiwa. 
Semoga pandemi ini segera berlalu dan diangkat oleh Allah SWT dari bumi ini. Aamiin allahuma aamiin.

Sumber pendukung: https://www.alodokter.com/covid-19

Related Posts

Post a Comment

Subscribe Our Newsletter