"Anakku, Guruku"
Penyejuk hati, penenang jiwa.
Anak adalah anugerah dan amanah dari Allah swt yang harus dipertanggungjawabkan oleh setiap orang tua dalam merawat, mengasuh dan mendidiknya. Orangtua seharusnya mensyukuri nikmat yang tak terhingga, karena dipercaya untuk membesarkan anak-anaknya. Karena tidak semua orang diberikan kesempatan untuk menjadi orang tua. Maka syukurilah.
Untuk mensyukurinya wajib menjaga pertumbuhan dan perkembangannya dengan penuh kasih sayang dan kesabaran. Bukan hal yang mudah memang membesarkan seorang anak, membutuhkan kesabaran yang luar biasa dan kasih sayang yang tidak ada batasnya dalam mendidik seorang anak.
Semua orang tua tentunya menginginkan anaknya menjadi anak yang soleh atau solehah, mencapai kemandirian sehingga mampu menjadi kebanggaan orang tua, agama, bangsa dan umat manusia.
Kita sebagai orang tua menginginkan anak yang soleh, soleha, bertanggungjawab, berbakti, sayang padang orang tua, peduli pada sesama dan harapan-harapan baik lainnya yang selalu kita inginkan dari anak. Jika beberapa harapan yang kita inginkan terwujud maka harus ada pengorbanan yang tentunya kita lakukan. Seorang anak tidak dapat tumbuh menjadi anak yang lembut jika kita sebagai orang tua gemar membentak dan memarahinya, tidak akan menjadi anak yang sopan jika kita sebagai orang tua mengacuhkannya dan sering mencubitnya. Secara fitrah seorang anak terlahir suci, orang tuanya yang menjadikannya muslim, kafir atau majusi.
Sebenarnya anak adalah guru bagi setiap orang tua. Tanpa kita sadari, tingkah laku, manjanya, sakitnya, celotehnya bahkan rewelnya pun adalah pembelajaran untuk kita sebagai orang tua. Mulai dari dalam kandungan sang jabang bayi memberikan sinyal kepada calon orang tua untuk bersyukur dan menjaga janin yang dikandungnya, bersabar setiap bulannya, berdo'a agar senantiasa diberikan kesehatan dan keselamatan hingga waktu persalinan tiba. Ketika proses persalinan pun demikian, seorang istri belajar sabar dari rasa sakit kontraksi yang luar biasa, begitu pun suami yang belajar tegar mendampingi sang istri. Ketika sudah lahir ucap syukur Alhamdulillah kepada sang Illahi Rabbi, lagi lagi kita belajar dari hadirnya seorang anak untuk bersyukur. Ketika usianya satu bulan, dua bulan, tiga bulan orang tua belajar dari anaknya untuk menyayangi dan mengasihi dengan sepenuh hati. Bersabar ketika sang bayi tiba-tiba menangis tengah malam. Bersyukur atas segala kelucuan dan kegemasannya. Satu tahun, dua tahun hingga beranjak dewasa kita terus saja belajar dari seorang anak. Bagaimana mendidik dan memberikan pembelajaran yang baik untuknya. Memberikannya edukasi-edukasi yang sehat dan asupan-asupan makanan yang halalan toyiban. Pergi sekolah, SD, SMP, SMA, Kuliah sambil pesantren. Orang tua belajar sabar agar anaknya mampu menjadi orang yang cerdas, pandai secara ilmu umum dan keagamaan. Pergi bekerja dan Menikah. Orang tua belajar agar selalu ikhlas dan memilihkan yang terbaik untuk anaknya. Hingga akhirnya nanti entah siapa terlebih dahulu yang akan menghadap sang pemilik hidup. Orang tua selalu berdo'a dan menginginkan yang terbaik untuk anaknya.
Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya setiap pohon itu ada buahnya, dan buah hati adalah anak.” [Kanzul-Ummal : 45415]
Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya anak soleh adalah wewangian dari wangi-wangian surga.” [Muntahakhab Mizan al-Hikmah, hal 612]
Imam Ali Zainal Abidin a.s. berkata, “Dari kebahagiaan seseorang adalah yang memiliki anak yang dapat menjadi patner (penolongnya).” [Muntahakhab Mizan al-Hikmah, hal 612]
Imam Shadiq a.s. berkata, “Warisan Allah SWT dari hamba-Nya yang mukmin adalah anak soleh yang memohon ampun untuk orangtuanya.” [Muntahakhab Mizan al-Hikmah, hal 612]
Semoga kita mampu menjadi orang tua pembelajar, yang senantiasa belajar atas segala tingkah laku sang anak. Bukan orang tua yang kurang ajar, yang sebenta-bentar menghajar. Nauzzubillah.
Dan semoga anak kita menjadi anak yang soleh, solehah, qurrata'ayun. Berbakti pada orang tua, taat pada agama, peduli pada sesama dan menjadi penolong kita di akhirat kelak . Aamiin allahuma aamiin.
Anakku, Guruku. Terima kasih atas segala tingkah lucumu. Kau akan selalu menjadi bayi kecilku yang lucu nan menggemaskan.
Post a Comment
Post a Comment