PENINGKATAN KINERJA GURU MELALUI SUPERVISI KELAS PADA SEKOLAH DASAR BINAAN DALAM LINGKUP DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN SIMEULUE TAHUN PELAJARAN 2018/2019
Oleh
Ros Ainir, S.Pd ***)
Pengawas SD Dinas Pendidikan Kabupaten Simeulue
Abstrak. Pelaksanaan supervisi memberikan perubahan terhadap kinerja guru dalam hal ini proses belajar mengajar.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui literatur baru berupa konsep supervisi kelas dalam meningkatkan kinerja guru dalam proses belajar mengajar pada Sekolah Dasar Binaan Dalam Lingkup Dinas Pendidikan Kabupaten Simeulue. Subjek penelitian yaitu Guru-guru binaan berjumlah 20 orang guru Sekolah Dasar Binaan Dalam Lingkup Dinas Pendidikan Kabupaten Simeulue . Prosedur penelitian melakukan tindakan berdasarkan siklus penelitian mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan renungan hasil penelitian. Hasil penelitian siklus I Hasil penelitian pada siklus I mulai dari persiapan, perencanaan, pelaksanaan, kegiatan observasi dan di refleksi dimana masih banyak terjadi kekurangan guru dalam mempersiapkan materi ajar dan penggunaan metode yang tepat demi meningkatkan kreativitas dan semangat belajar anak didik. Kesiapan guru yang didapati pada siklus I mencapai 59% . siklus II Hasil pengamatan terhadap kesiapan guru pada siklus II dapat menunjukkan berbagai perubahan mencapai 69% .
Kata Kunci: Supervisi Klinis dan Kinerja Guru
Pendahuluan
Pemberdayaan guru dalam proses pembelajaran memiliki berorientasi pada kesiapan kinerja guru. Peningkatan kinerja dalam proses pembelajaran memerlukan bantuan dan layanan dari pengawas pendidikan yang dibutuhkan dalam peningkatan proses pembelajaran. Strategi meningkatkan kinerja guru dapat dilaksanakan melalui supervisi pendidikan dalam hal ini adalah supervisi kelas. Membangun minat guru dalam proses belajar mengajar didasari dengan berbagai kesiapan seperti kemauan bekerja, memiliki pengetahuan dalam bekerja dan memiliki keterampilan bekerja, usaha untuk pencapain kinerja guru seyogyanya dilakukan supervisi sebagai bantuan konseling kepada guru meluli proses edukatif secara terpola, formal, dan sistematis. Rukty, Zakiyah (1990). menyatakan bahwa “supervisi ialah suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah dalam melakukan pekerjaan secara efektif”. Pernyataan di atas menunjukkan bahwa: pemberian bantuan kepada guru untuk meningkatkan proses pembelajaran harus sesuai dengan perencanan pembelajaran. Guru masih tabuh dalam penyelasaian tugas mengajar seperti persiapan perangkat mengajar termasuk penerapan teknik pembelajaran.
Permasalahan yang muncul dalam kalangan guru sering tidak melakukan pembelajaran yang tidak sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) keadaan ini menjadi tidak efektif sebuah proses pembelajaran. Penelitian tindakan sekolah ini berfokus pada kinerja guru dalam proses pembelajaran. Permasalahan lainya proses pembelajaran sering tidak menerapkan strategi pembelajaran yang mencakup penggunaan metode, model dan pendekatan dalam proses pembelajara.
Selain permasalahan yang muncul dalam pelaksanaan penelitian tindakan sekolah ini ada beberapa hambatan yang penulis temukan, guru sering tidak menggunakan media pembelajaran, kemudian guru kurang memiliki buku sumber belajar yang sesuai dengan kompetensi dasar pada setiap bidang studi atau pelajaran. Hambatan lainya adalah guru tidak memahami kurikulum yang berlaku termasuk pemahaman karakteristik pesrta didik. Kebanyakan guru mengajar menurut apa yang ada dalam pengetahuannya sering tidak terjadi peningkatan keterampilan guru dalam menyusun perangkat mengajar yaitu merencanakan rincian minggu efektif, program tahunan, program semester, silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Selain hambatan pada pokok permasalahan di atas maka penulis menemukan kendala dalam pelaksanaan penelitian tindakan sekolah ini adalah kurangnya sarana dan pra-sarana pembelajaran berupa sumber belajar atau pedoman guru dalam proses pembelajaran. Guru kurang bergaira dalam memabaca buku atau mengusahakan sumber belajar, seperti pemanfaatan lingkungan sebagai media pembelajaran.
Kendala yang sering kali muncul dalam proses pembelajaran oleh guru tidak memilik bahan ajar yang sesuai dengan materi yang di ampuhnya termasuk keterampilan menggunakan media pembelajaran, model pembelajaran dan pendekatan pembelajaran juga keterampilan menggunakan komputer sebagai sarana dalam mempersiapkan perangkat mengajar. Proses pembelajaran berlangsung sering terjadi kekurang pengetahuan pendidik dalam memotivasi peserta didik sehingga kreativitas belajar menjadi menurun nilai akhir ketuntasan belajar peserta didik tidak memenuhi kriteria ketuntasan minimal. Dalam pelaksanaan penelitian tindakan sekolah ini sebagai pengawas pendidikan harus mampu memberikan bantuan kepada guru agar profesional guru dapat ditingkatkan sesuai kebutuhan. Program pengembangan guru sesuai Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen (Pasal 1) menetapkan bahwa: “guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada jalur pendidikan formal, pada jenjang pendidikan dasar dan pendidikan menengah”. Berdasarkan ketetapan tersebut di atas ternyata tugas profesi guru sebagai pendidik harus memenuhi kriteria persiapan dalam mengajar seperti kemampuan guru untuk melatih siswa agar terbisa belajar aktif. Selain itu guru harus mampu memberika evelauasi yang adil kepada peserta didik. Imbas dari evaluasi memberikan efek motivasi kepada peserta didik dalam proses pembelajaran. Pelaksanaan penelitian tindakan sekolah ini penulis mengajak guru-guru binaan untuk bersama sama mempersiapkan kebutuhan dalam mengajar. Penulis memberikan apresiasi kepada guru yang telah menyelesaikan kesiapan mengajar kemudian penulis mengajak guru untuk bekerja keras menemukan berbagai model pembelajaran, mempersiapkan media pembelajaran, menentukan pendekatan yang sesuia dengan materi pembelajaran. Usaha lainya yang penulis lakukan mengadakan temu rama dengan para guru binaan untuk merencanakan pesriapan mengajar, sehingga dalam proses pembelajaran nantinya guru sudah siap dengan perangkat mengajar. Kemampuan guru merupakan faktor pertama yang dapat mempengaruhi keberhasilan pembelajaran. Guru yang memiliki kemampuan tinggi, bersikap kreatif dan inovatif yang selamanya mencoba menerapkan berbagai penemuan baru yang dianggap lebih baik untuk pembelajaran siswa. Asumsi peningkatan mutu pembelajaran di sekolah dapat dicapai melalui peningkatan mutu sumber daya manusia (guru dan tenaga kependidikan lainnya), walaupun diakui bahwa komponen-komponen lain turut memberikan kontribusi dalam peningkatan mutu pembelajaran. Peneliti sebagai pengawas berusaha untuk memberi bimbingan dan bantuan berkelanjutan pada guru dalam meningkatkan kinerja guru melalui pengembangan profesional pada standar proses dan standar belajar mengajar guru yang semakin berkembang.
Post a Comment
Post a Comment