KINERJA KEPALA SEKOLAH DALAM PELAKSANAAN
KURIKULUM 2013 DI SMA NEGERI KABUPATEN
ACEH BESAR TAHUN 2019
Oleh:
Ali Muddin.K, M. Pd***)
Widyaiswara Madya BKPSDM Aceh Besar
Abestrak. Peningkatan mutu pendidikan di setiap jenjang pendidikan dapat dipengaruhi oleh kinerja kepala sekolah dalam pelaksanaan kurikulum 2013 sebagai standar isi pendidikan di kabupaten Aceh Besar. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran kinerja kepala sekolah dalam pelaksanaan kurikulum 2013 pada tingkat SMA di Kabupaten Aceh Besar. Subjek penelitian ini adalah kepala sekolah SMA dalam lingkungan disnas penedidikan kabupaten Aceh besar. Metodologi penelitian adalah bentuk deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, wawancara langsung dan melakukan studi dokumentasi. Untuk mengetahui keabsahan data maka dilakukan uji kredibelitas. Teknik analisis data dengan cara mereduksi, display dan verifikasi data. Hasil penelitian menunjukan bahwa: 1)Kemampuan kepala sekolah dalam pelaksanaan kurikulum 2013 sudah dapat meningkatkan mutu pendidikan 2) Manajerial kepala sekolah SMAN di kabupaten Aceh Besar sebatas kemampuan mengatur memritahkan guru dalam proses pembelajaran 3) Kemampuan supervisi kepala sekolah berupa pembinaan dalam pelaksanaan kurikulum 2013 4) Secara administrasi kinerja kepala sekolah belum memiliki suatu pola yang sesuai dengan visi, misi dan tujuan pada program sekolah.
Kata Kunci : Kinerja Kepala Sekolah dan kurikulum 2013
Pendahuluan
Kinerja kepemimpinan pendidikan dalam bentuk desentralisasi bidang pendidikan, yang ditandai dengan otonomi luas di tingkat sekolah. Merupakan partisipasi masyarakat dalam acuan kebijakan pendidikan nasional. Strategi pengelolaan pendidikan yang mengedepankan kerja sama antara berbagai pihak yang dikenal dengan istilah yang pada perkembangan menjadi model pengelolaan sekolah yang dinamakan school based management atau Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). Tingkat pengembangannya diatur sesuai ”Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah” dan kemudian didukung pedoman pelaksanaannya berupa ”Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2000” tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonomi, sehingga manajemen pendidikan berbasis pusat yang selama ini telah dilaksanakan dan dipraktekkan di negara ini perlu diubah menjadi manajemen pendidikan berbasis daerah.
Secara tritorial Kementerian Departemen Pendidikan Nasional bertugas memberikan ”bekal kemampuan dasar” kepada peserta didik atas dasar ketentuan-ketentuan yang bersifat legalistik (makro, meso, mikro) dan profesionalistik (kualifikasi) untuk memberdayakan sumber daya manusia yang spesifikasi sesuai prosedur-prosedur kerja. Otonomi pendidikan dalam pengelolaan pendidikan merupakan potensi bagi sekolah untuk meningkatkan kinerja para personil (guru) menawarkan partisipasi langsung pihak-pihak terkait dan meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Secara umum manajemen berbasis sekolah memiliki ciri-ciri universal, model manajemen berbasis sekolah pada dasarnya ditampilkan menurut pendekatan sistem (berfikir sistem), yaitu output-proses-input.
Efisiensi secara internal biasanya diukur dengan biaya-efektivitas, setiap penilaian biaya selalu memerlukan dua hal, yaitu penilaian ekonomik untuk mengukur biaya masukan (input) dan penilaian hasil pembelajaran (prestasi belajar, lama belajar, termasuk angka putus sekolah. Sedangkan efisiensi eksternal adalah hubungan antara biaya yang digunakan untuk menghasilkan tamatan dan keuntungan kumulatif (individual, sosial, ekonomik dan non-ekonomik) yang didapat setelah pada kurun waktu yang panjang diluar sekolah. Pelaksanaan kurikulum 2013 pada tingkat Sekolah Menengah Atas masih pada tingkat mengetahui sisi pengertian dari kurikulum itu sendiri belum pada asaz pelaksanaannya. Hal ini terjadi akibat kekurangan pengetahuan dan keterampilan kepala sekolah dalam melaksanakan Manajemen Berbasis Sekolah (basic management).Maka sesuai latar belakang masalah diatas pokok rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimanakah kinerja Kepala Sekolah Menengah Atas (SMA) dalam pelaksanakan kurikulum 2013 sebagai pola peningkatan mutu pendidikan dikabupaten Aceh Besar.
Post a Comment
Post a Comment